Hening Sunyi Museum Tidak Sesunyi Kisahnya
Koleksi benda bersejarah telah ada sejak zaman dahulu, peninggalan dari turun temurun dengan lintas berbagai generasi yang menjadikan saksi bisu bahwa dunia sudah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun lamanya. Pengalaman saya ketika mengunjungi museum, entah kenapa ada perasaan yang begitu bergejolak ketika dihadapkan pada koleksi-koleksi peninggalan masa prasejarah yang terpampang di setiap sudut ruangan.
Semua koleksi terpampang rapih dan seolah dilindungi keberadaannya, ya dalam hati saya selalu berdecak kagum dan bangga, rasa syukur karena masih masih banyak orang yang peduli dengan sejarah. Saya bangga hidup terlahir di negeri yang kaya akan kekayaan alam serta adat istiadat kebudayaan dari berbagai suku.
Beruntung kita
masih diberi kesempatan untuk mengenal dunia pada masa zaman prasejarah,
bayangkan jika kita tidak bisa melihat benda-benda sakral yang dulu digunakan
oleh nenek moyang kita serta bayangkan ketika kita belajar atau membaca dari
buku pelajaran atau kisah cerita rakyat pada kerajaan zaman dulu? Mungkin zaman
sekarang bahasa gaulnya "No Pic Hoax" artinya tidak ada gambar tidak ada bukti, begitulah
istilah orang yang hidup berkecimpung didunia maya.
Begitupun dengan
sejarah, jika tidak ada bukti mungkin kita hanya bisa berandai-andai atau
bahkan bertanya-tanya, benar gak sih ceritanya? Atau benar gak sih begini dan
begitu dan lain sebagainya. Untuk menjawab semua pertanyaan itu, jawabannya
cukup singkat dengan Museun kita bisa membuktikan kalau kehidupan zaman dahulu
itu memang benar-benar ada.
Museum Nasional menurut saya di museum ini kita bisa mencari semua informasi pada masa kehidupan prasejarah, pusatnya museum yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat No.12, museum yang tidak hanya menyimpan koleksi benda prasejarah saja tetapi Museum Nasional ini juga mempunyai sejarah sebelum namanya diresmikan menjadi Museum Nasional.
Museum Nasional menurut saya di museum ini kita bisa mencari semua informasi pada masa kehidupan prasejarah, pusatnya museum yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat No.12, museum yang tidak hanya menyimpan koleksi benda prasejarah saja tetapi Museum Nasional ini juga mempunyai sejarah sebelum namanya diresmikan menjadi Museum Nasional.
Membaca sejarah
museum nasional lewat brosur yang saya dapat ketika berkunjung ke Monumen
Nasional pada tanggal 26 Oktober 2013 lalu, ketika saya mendapat informasi dari
twitter @MuseumNasional yang menginformasikan bahwa di tanggal tersebut ada
ceramah ilmiah dengan tema “Bagaimana Mencintai Museum” begitu banyak informasi yang saya dapat dan
sangat penting untuk saya fahami.
Bangunan yang
berdiri megah dengan arsitektur bangunan Belanda dengan berdiri tiang-tiang
yang kokoh begitu bercat warna putih terang benderang sangat menambah nilai
kemewahan bagi yang memandangnya, dihalaman depan terdapat sebuah patung gajah
perunggu dan masyarakat Indonesia khususnya warga Jakarta mengatakan kalau
gedung iniadalah gedung gajah.
Sempat dalam
hati bertanya-tanya dan bingung ketika pertama kali akan berkunjung ke Museum
Nasional, banyak kesimpangsiuran antara museum gajah dan Museum Nasional akan
tetapi waktu itu saya banyak bertanya-tanya kepada yang ada disekitar gedung
berwarna putih itu, ini museum nasiona lkan? Iya jawab mereka. Lalu pertanyaan
saya masih belum terjawab kenapa patung gajah yang terpampang di halam depan
dan seolah menjadi ikon dari museum nasional. Hmm baiklah akan saya cari tahu
jawabannya (gumam saya dalam hati). Seperti biasa ketika saya berkunjung ke
tempat wisata khususnya museum, hal yang tidak bisa saya lupakan yaitu meminta
brosur yang selalu tersedia di loket tempat pembelian tiket masuk.
Gunanya untuk mendapatkan
informasi seputar Museum Nasional, lewat brosur itu saya jadi tahu tentang
sejarah museum nasional. Inilah kenapa pentingnya sebuah brosur, sebuah kertas
yang memiliki informasi berguna saat kita tidak sedang online, dengan brosur
setidaknya kita membaca apa yang kita pegang dan itu memberi kemudahan.
Kembali ke
patung gajah, ikon Museum Nasional yang begitu kuat dengan nama museum gajah,
sebuah patung gajah perunggu dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand
yang berkunjung ke Museum Nasional pada tahun 1871, hal ini telah menunjukkan
tanggung jawab Museum Nasional dengan selalu menghargai dan mencatat sejarah
lewat koleksi peninggalan yang ada di museum nasional.
Museum Nasional
yang telah mencatat sejarah sampai tiga kali berpindah tempat karena
keterbatasan ruang koleksi-koleksi yang terus bertambah, hingga sekarang Museum
Nasioal diresmikan untuk umum pada tanggal 20 Juni 2007 oleh DR.
Susilo Bambang Yudhoyono.
Kenapa saya menyukai sejarah dan senang
berkunjung ke Museum?
Lewat sejarah kita bisa tahu tentang kehidupan
nenek moyang kita, menjadi tahu asal usul "siapa diri kita
sebenarnya", maksudnya: kita bisa melihat garis keturunan lewat panca kaki
atau yang disebut dengan garis hubungan persaudaraan. Mengenal sejarah rasanya
tidak pernah ada puasnya jika kita telusuri satu per satu, bagi saya sejarah
sangat dan bahkan terlalu menarik untuk terus digali pengetahuannya.
Unik dan beragam, bahkan ketika saya berkunjung
ke museum saya dapat berimajinasi lewat peninggalan barang-barang kuno yang
terpampang di museum, membayangkan berada dikehidupan nenek moyang yang kental
dengan nuansa magis. Benda-benda pusaka, barang antik hingga arca dengan kisah legenda pada zaman kerajaan
dahulu yang memenuhi sudut ruangan museum menjadi saksi bisu dan
memperlihatkan pada kita bahwa mereka itu pernah ada sebelum kita lahir ke
dunia.
Ketertarikan saya tentang sejarah dan aktif di
sosial media begitu mempermudah untuk mencari informasi seputar event, hingga
pada suatu hari saya mendapat informasi dari Komunitas Blogger Reporter
Indonesia (Brid) yang menginfokan bahwa di Museum Nasional Indonesia mengadakan
acara Ceramah Ilmiah dengan tema Bagaimana Mencintai Museum Kita? Dengan
menghadirkan narasumber Mohammad Sobari (Budayawan) dan Edi Haryono (Aktivis
Bengkel Teater).
Waktu itu saya tidak berpikir panjang, mencari
informasi lewat akun twitter @MuseumNasional dan menghubungi Contact
Person untuk memastikan apakah acara ini untuk umum atau buat para undangan,
dan Alhamdulillah acara ini terbuka untuk umum dan gratis. Para peserta
yang hadir pada saat itu mendapat fasilitas jamuan makan siang, goddybag dan
sertifikat yang langsung ditanda tangani oleh Kepala Pusat Museum Nasional
Indonesia yaitu Ibu Dra. Intan Mardiana N., M.Hum pada tanggal 26 Oktober 2013.
Sertifikat |
Mungkin sebagian masyarakat ada yang tidak
begitu tertarik dengan sejarah, entah karena faktor minimnya informasi yang
didapat namun bahkan ada juga yang begitu mudah mengakses informasi tentang museum tetapi
mereka seolah acuh dan tidak peduli. Tetapi tidak dengan saya, mengunjungi
museum bagi saya sangat bermanfaat, kenapa bermanfaat? Ya, tentu saja
bermanfaat karena dengan mengunjungi museum kita bisa berwisata sambil belajar
dan wisata berbudaya sambil berbudaya lewat wisata .
Berkunjung ke MuseumNasional yang terletak di Jalan Merdeka Barat 12 Jakarta Pusat, banyak hal
yang saya tahu tentang sejarah berdirinya Museum Nasional dan benda-benda
koleksi prasejarah yang terdapat di Museum Nasional. Hadir sebagai peserta waktu itu merupakan kesan
tersendiri, kita mendapat sambutan hangat waktu itu. Mengenal lebih jauh kisah
yang teruang dalam benda peninggalan dengan dipandu oleh guide yang ramah serta
sabar menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kami. Inilah pentingnya guide, kita bisa memperoleh informasi lengkap dan penjelasan satu per satu sejarah dari koleksi-koleksi benda yang ada di museum, bahkan guide seperti sedang mendongeng cerita zaman dahulu.
Saya (Kemeja Merah) |
Koleksi Museum Membuat Koneksi
Koleksi yang ada di museum merupakan sarana
penghubung antara zaman prasejarah dan sejarah, menghubungkan manusia dengan
nenek moyang lewat pengenalan benda prasejarah yang tersimpan di museum, itulah
sebabnya kenapa museum itu penting bagi kita. Sesuatu yang luar biasa tercatat dalam
sejarah dan bisa dikenang sepanjang masa sebagai renungan buat kita dan anak
cucu kelak pada masa lalu, sekarang dan nanti.
Berwisata bagi saya tidak hanya mengunjungi
tempat-tempat eksotis, tetapi berkunjung ke museum juga merupakan wisata budaya
yang mengasyikkan dan sebagai orang tua disarankan menumbuhkan jiwa berbudaya
pada anak sejak usia dini, kita bisa mengajak anak-anak kita bermain sambil
belajar sejarah memperkenalkan zaman prasejarah kepada mereka.
Memumbuhkan nilai kecintaan sejarah dan budaya
pada mereka sejak dini, dimana usia mereka yang masih dengan mudah menyerap
rangsangan melalui otaknya untuk memahami sejarah. Dengan begitu, maka rasa
kecintaan mereka terhadap sejarah dan budaya akan tumbuh dengan sendirinya
sehingga kemungkinan mereka juga akan mencintai dan melestarikan museum.
Di museum, kita bisa belajar dan langsung praktek
dengan media yang terpampang di etalase-etalase yang menyajikan peninggalan
bennda bersejarah, dipandu oleh guide yang melengkapi pengetahuan dan bisa
bertanya-tanya.
Wisata murah meriah namun banyak sekali manfaat
yang didapat dan ilmu tidak bisa didapat dengan materi. Bangsa yang besar
adalah bangsa yang mau menghargai dan melestarikan kebudayaannya, jika bukan
kita siapa lagi dan jika bukan sekarang kapan lagi? Yuk kita bergerak untuk mencintai
museum.
Kenapa Harus Ke Museum Nasional ?
Museum Nasional merupakan tempat koleksi benda
prasejarah terlengkap dengan fosil-fosil serta arca, disini kita bisa melihat
langsung fosil manusia
purba, patung Ganesha yaitu bayi berkepala gajah yang sakti, kendaraan
bersejarah yang di buat dari pohon besar serta banyak lagi benda prasejarah
lainnya yang sayang kalau kita tidak mengetahuinya.
kapan kita bisa berkunjung ke Museum Nasional?
Kapanpun bisa selagi kita ada waktu dari pada pergi ke
mall cuma buat pemborosan uang mending kita wisata ke museum, tetapi jangan
lupa jadwalkan hari dan waktunya jangan sampai datang pas museum lagi libur
tidak menerima pengunjung, nih saya kasih jadwalnya nya
Untuk akses masuk Museum Nasional sangat terjangkau,
jam operasionalnya:
- Senin dan Hari Besar Nasional :Tutup
- Selasa-Kamis : 8.30-16.00
- Jum’at : 8.30-16.00
- Sabtu : 8.30-17.00
- Minggu : 8.30-17.00
Tiket:
- Pengunjung Perorangan : Dewasa : Rp.5.000,- Anak : Rp.2.000,-
- Pengunjung Rombongan (minimum 20 Orang) : Dewasa : Rp.3000,- Anak-Anak (TK s/d SMA) : Rp.2000,- Pengunjung Asing :Rp.10.000
Museum
Nasional sebagai salah satu anggota dari International Counsil of Museum (ICOM)
dan mendukung kebijakan dan program-program yang ada, salah satu ketetapan
organisasi tersebut adalah adanya International Museum Day yang bertema Museum
Collections Make Connections, museum-museum di seluruh dunia melakukan berbagai
event atau kegiatan yang bertujuan untuk melakukan sosialisasi, promosi,
sekaligus memberi hiburan kepada masyarakat.
Kegiatan ini
memang perlu kita peringati setiap tahun guna menarik minat pengunjung untuk
datang ke museum. Diharapkan dengan adanya event tahunan ini bisa membangkitkan
semangat untuk mencintai museum. Museum yang sunyi, hening dipenuhi dengan
benda saksi bisu tetapi diharapkan bisa hidup dengan banyaknya pengunjung yang
secara tidak langsung mengakui keberadaan benda bersejarah.
Dihari jadi
ke-236 Museum Nasional banyak event yang sayang kalau kita lewatkan, untuk
informasi kegiatannya bisa dilihar di 236museumnasionalindonesia.com
Dirgahayu Museum Nasional yang
ke-236, Semoga keberadaanmu tetap lestari dan selalu menemani saksi bisu yang
telah kau rawat dan kau jaga. Hening
Sunyi Museum Tidak Sesunyi Kisahnya,
keberadaanmu sangat berarti untuk kami sebagai pengingat sejarah dimasa lampau.
Selamat
Berwisata Budaya. ***
Sumber Foto: by Pribadi
Sumber Foto: by Pribadi
Berlibur atau jalan-jalan ke museum bukan hanya melihat apa yang ada di san, lebih dari itu kita bisa mendapatkan apa yang menjadi tersirat di dalam sebuah koleksi benda-benada tersebut ya mba.....
BalasHapusSalam
Iya Mas Indra, saat saya berkunjung ke Musem Nasional, takjub, terharu dan bangga masih bisa melihat koleksi yang sangat bersejarah, semoga kelestarian Museum Nasional tetap lestari :)
HapusSaya senang pergi ke museum Nasional. Terutama untuk melihat peninggalan kerajaan Hindu-Buddha macamnya arca dan prasasti. Saya itu hobinya keliling candi, hahaha, dan beberapa candi yang saya datangi katanya memiliki temuan arca dan prasasti yang kini tersimpan di Museum Nasional.
BalasHapusSetuju mba, mengunjungi Museum Nasional, kebanggaan tersendiri buat saya, apalagi sejarah mencatat dlm kehidupan saya yaitu ketika dapat sertifikat dari Museum Nasional, yang menjadi saksi bahwa saya pernah ke Museum Nasional :)
Hapusselamat ya mak juara 2....ikut senang...salam kenal ya mak :)
BalasHapus